Rektor UIBBC Bantah Isu Pungutan Beasiswa BI: “Itu Biaya Pendidikan, Bukan Pungutan”
Inapos.id, Cirebon – Polemik soal dugaan pungutan Rp1,5 juta terhadap penerima beasiswa Bank Indonesia (BI) di salah satu kampus di Kabupaten Cirebon akhirnya mendapat tanggapan resmi dari pihak kampus. Rektor Universitas Islam Bunga Bangsa Cirebon (UIBBC), Dr. H. Oman Faturahman, menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar. Ia menilai tudingan itu muncul karena kesalahpahaman mengenai skema penggunaan dana beasiswa.
“Yang diisukan itu hanyalah uang pendidikan. Jadi, uang pendidikan itu bukan pungutan,” kata Oman dalam klarifikasinya kepada wartawan, pada Kamis (30/10/2025).
Menurutnya, beasiswa yang diterima mahasiswa dari Bank Indonesia terbagi ke dalam dua pos, yakni biaya pendidikan sebesar Rp5 juta dan biaya hidup (living cost) sebesar Rp1 juta.
“Itu skemanya, dan semuanya dipertanggungjawabkan oleh mahasiswa. Mereka jelas menggunakan untuk apa saja,” ujarnya.
Oman menyebut pembagian tersebut dilakukan agar mahasiswa penerima beasiswa tetap bisa menyelesaikan kewajiban akademiknya, terutama bagi yang memiliki tunggakan biaya kuliah.
“Maaf ya Pak, kami bisa buktikan datanya. Banyak mahasiswa penerima beasiswa itu utangnya besar-besar. Ada yang sampai Rp35 juta, ada juga yang belum bayar SPP sama sekali. Jadi, dana itu sangat membantu menutup kekurangan mereka,” terangnya.
Rektor UIBBC juga menjelaskan bahwa penerima beasiswa BI tergabung dalam komunitas Generasi Baru Indonesia (GENBI), yang aktif menggelar berbagai kegiatan akademik dan sosial. Kampus, kata Oman, terus mendorong mahasiswa agar berprestasi melalui pembinaan intensif.
“GENBI itu luar biasa. Kegiatannya banyak, pembinaannya juga aktif, baik internal maupun eksternal. Mereka benar-benar disiapkan agar punya daya saing,” tutur Oman.
Ia mengaku bangga karena mahasiswa UIBBC yang tergabung dalam GEMBI telah menunjukkan kemajuan pesat.
“Kami ingin membranding kampus ini. Walaupun universitas Islam yang kecil dan letaknya di kampung, tapi harus tampil hebat. Dan Alhamdulillah, prestasi mahasiswa kami sudah banyak, dari ekonomi kreatif sampai public speaking,” katanya.
Menanggapi adanya pengakuan dari salah satu mahasiswa penerima beasiswa yang menyebut adanya kewajiban menyetor uang ke kampus atau pihak ketiga, Oman membantah keras tudingan tersebut.
“Kalau ada berita begitu, itu tidak benar. Tidak ada dana yang disetorkan ke pihak ketiga. Kuota beasiswa sudah jelas dari Bank Indonesia. Kalau pun ada dana untuk pendidikan, itu murni untuk membayar SPP, magang, atau kegiatan akademik lainnya,” tegasnya.
Ia juga menilai tudingan bahwa dana sebagian digunakan untuk membayar pihak tertentu yang disebut “memfasilitasi beasiswa” tidak relevan.
“Tidak ada pihak ketiga seperti yang disebut-sebut. Semua dikelola secara transparan dan sesuai dengan ketentuan dari BI,” kata Oman.
Lebih lanjut, Oman menegaskan bahwa kebijakan tersebut justru dibuat untuk membantu mahasiswa yang kesulitan finansial, bukan membebani mereka.
“Banyak mahasiswa yang tidak mampu bayar SPP, tapi mereka berprestasi dan membawa nama baik kampus. Jadi kami bantu. Kami ingin mahasiswa UIBBC bisa bersaing dengan kampus besar seperti Unswagati, Unma, Indramayu, dan Kuningan,” ujarnya.
Ia mengaku bangga karena mahasiswa binaannya kini aktif dalam berbagai forum, bahkan mampu memimpin organisasi di tingkat komisariat.
“Bunga Bangsa itu terbanyak kegiatannya di antara komisariat lain. Itu bukti bahwa mahasiswa kami aktif dan berkembang,” kata Oman menutup penjelasannya.***(Din)

 
			 
							 
							 
							 
							