Kamis, Oktober 30, 2025

Warga binaan Lapas Kelas IIB bersama Kalapas Feri Berthoni dan Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI RU VI Balongan, Mohamad Zulkifli saat panen ikan lele. Foto: Kris
DaerahSosial

Dari Balik Jeruji, Boy Menemukan Harapan Baru Lewat Budidaya Lele

INAPOS, INDRAMAYU.- Siapa sangka, di balik tembok tinggi dan pintu besi yang terkunci rapat, tumbuh harapan baru lewat gelembung-gelembung air kolam lele.

Bagi Boy (bukan nama sebenarnya), seorang warga binaan Lapas Kelas IIB Indramayu, kehidupan di balik jeruji kini tak lagi sebatas penyesalan, tapi juga tentang belajar, bekerja, dan menanam harapan untuk masa depan.

Boy, 48 tahun, adalah salah satu peserta program pembinaan kemandirian yang digagas melalui kerja sama Corporate Social Responsibility (CSR) PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VI Balongan dengan Lapas Indramayu.

Melalui wadah BIMA SAKTI (Bina Masyarakat Peduli Keanekaragaman Hayati), ia belajar cara membudidayakan ikan lele mulai dari memilih bibit, memberi pakan, hingga memanen hasilnya.

“Awalnya saya sama sekali tidak tahu cara ternak ikan, Pak. Tapi di sini kami diajarkan pelan-pelan, mulai dari bibit Sangkuriang sampai lele Mutiara. Sekarang tiga bulan saja sudah bisa panen,” ucap Boy sambil tersenyum kecil, matanya berbinar menatap kolam yang menjadi saksi perubahannya.

Setiap hari, Boy dan rekan-rekannya memberi makan ikan dua kali pagi dan sore menggunakan pakan buatan dan maggot yang mereka budidayakan sendiri.

Hasil panennya tak hanya menjadi kebanggaan, tapi juga memberi sedikit penghasilan yang membantu kebutuhan mereka di dalam lapas.

“Yang paling penting bukan uangnya, tapi pengalaman dan keterampilan yang bisa saya bawa nanti kalau sudah bebas. Saya ingin buka usaha sendiri, biar bisa hidup mandiri,” ujar Boy lirih, namun penuh keyakinan.

Kini, Boy tinggal menghitung bulan menuju kebebasannya. Namun, di wajahnya tidak tampak kegelisahan hanya semangat untuk menata ulang hidup dengan bekal baru yang ia dapatkan dari balik jeruji besi.

Di antara riak air kolam lele itu, Boy telah membuktikan bahwa kesempatan untuk berubah selalu ada. Bahkan di tempat yang bagi sebagian orang dianggap akhir, Boy justru menemukan awal yang baru.

Kepala Lapas Kelas IIB Indramayu, Feri Berthoni, menyampaikan apresiasi atas dukungan Pertamina melalui program CSR-nya. Menurutnya, program ini sangat bermanfaat bagi pembinaan kemandirian warga binaan.

“Program CSR dari Pertamina RU VI Balongan telah berjalan lama dan membawa banyak manfaat. Selain budidaya lele, juga ada pelatihan hidroponik, pembuatan kue, dan budidaya maggot. Warga binaan tidak hanya mendapat keterampilan, tapi juga memperoleh tambahan penghasilan,” ujar Feri pada Rabu (29/10/25).

Program CSR ini, kata dia, mampu meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk disetorkan kepada negara.

“Kami pun mencatat peningkatan PNBP dari hasil kegiatan pembinaan ini. Kami berharap kerja sama ini terus berlanjut dan berkembang dengan program baru,” tambahnya.

Sementara itu, Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI RU VI Balongan, Mohamad Zulkifli, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya perusahaan dalam mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat, termasuk di lembaga pemasyarakatan.

“Kami melihat ada potensi besar di Lapas. Banyak warga binaan yang punya minat di bidang pertanian, peternakan, dan kuliner. Maka kami fasilitasi pelatihan budidaya lele, hidroponik, serta pengolahan makanan,” jelas Zulkifli.

“Tujuannya agar ketika mereka kembali ke masyarakat, mereka sudah siap secara keterampilan dan mental untuk mandiri,” lanjutnya.

Zulkifli menambahkan, program CSR Pertamina di Lapas Indramayu telah berjalan sejak tahun 2020 dan kini memasuki tahap akhir pendampingan.

Meski demikian, pihaknya membuka peluang untuk melanjutkan kerja sama dengan bentuk program baru yang disesuaikan dengan kebutuhan warga binaan.

Reporter: Kris

Editor: Redaksi Inapos 

48 / 100 Skor SEO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *